Pengembangan Literasi
- Ketentuan Umum Pengembangan Literasi di Sekolah
Salah satu upaya penumbuhan budi pekerti dapat dilakukan dengan caramembaca berbagai materi baca yang berisikan nilai-nilai moral dalam konteks kebangsaan dan kenegaraaan Indonesia seperti yang terkandung dalam butir- butir Nawacita: nilai-nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Kegiatan membaca tersebut dapat dilakukan 15 menit setiap hari pada saat pelajaran di kelas dimulai, atau disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Hal ini merupakan salah satu dasar dalam tahap pembiasaan sebelum masuk ke tahap pengembangan dan pembelajaran. Kegiatan membaca ini sebenarnya ada dalam semua komponen literasi.
Komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
- Literasi Dini, yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.
- Literasi Dasar, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
- Literasi Perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
- Literasi Media, yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
- Literasi Teknologi, yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam prak- tiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
- Literasi Visual, adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benarbenar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
- Model Program Literasi yang dikembangkan dan Tahap-Tahap Kegiatan
Agar memiliki acuan dan dapat mengevaluasi hasil dari program Literasi Sekolah, maka perlu adanya tahapan-tahapan yang dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :
- Tahap Pembiasaan
- Tujuan Tahap Pembiasaan :
- meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
- meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
- meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik;
- menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
- Prinsip Tahap Pembiasaan :
- Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah bisa memilih menjadwalkan waktu membaca di awal, tengah, atau akhir pelajaran, bergantung pada jadwal dan kondisi sekolah masing-masing. Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala lebih efektif daripada satu waktu yang panjang namun jarang (misalnya 1 jam/ minggu pada hari tertentu).
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
- Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
- Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama 15 menit.
- Jenis Tahap Pembiasaan :
- Membaca Selama 15 Menit setiap hari melalui kegiatan:
- guru membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya,
- peserta didik membaca mandiri.
- Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran Perpustakaan
- Membaca terpandu (Guided Reading)
- Membaca Mandiri
- Tahap Pengembangan
- Tujuan Tahap Pengembangan
- mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan tulisan;
- membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang buku yang dibaca;
- mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif; dan
- mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
- Prinsip Tahap pengembangan
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah;
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya, atau seni peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta didik.
- Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya, atau seni peran dapat dinilai secara nonakademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama kegiatan. Tugas-tugas yang sama nantinya dapat dikembangkan menjadi bagian dari penilaian akademik bila kelas/sekolah sudah siap mengembangkan kegiatan literasi ke tahap pembelajaran.
- Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru sebaiknya memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk apresiasi.
- Terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS). Untuk menunjang keterlaksanaan berbagai kegiatan tindak lanjut GLS di tahap pengembangan ini, sekolah sebaiknya membentuk TLS, yang bertugas untuk merancang, mengelola, dan mengevaluasi program literasi sekolah. Pembentukan TLS dapat dilakukan oleh kepala sekolah. Adapun TLS beranggotakan guru (sebaiknya guru bahasa atau guru yang tertarik dan berlibat dengan masalah literasi) serta tenaga kependidikan atau pustakawan sekolah.
- Jenis Tahap Pengembangan
- Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian
- Bedah Buku
- Reading Reward
- Gerakan Seribu Buku
- Mengembangkan Iklim Literasi Sekolah
- Tahap pembelajaran
- Tujuan Tahap Pembelajaran
- mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
- mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
- mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan danbuku pelajaran
- Prinsip Tahap Pembelajaran
- buku yang dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu; dan
- ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran)
- Jenis Tahap Pembelajaran
- Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
- Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
- Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
- Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
- Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
- Evaluasi Program Literasi
Gerakan Literasi Nasional menerapkan beberapa prinsip dalam melakukan penilaian dan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
- Objektif
Prinsip objektf mengacu pada kriteria bahwa apa yang dinilai dan dievaluasi harus berdasarkan pada fakta-fakta yang ada, yang dialami, sesuai dengan kriteria dalam indikator yang telah ditentukan. Fokus penilaian dan evaluasi adalah kesesuaian antara fakta dengan kriteria indikator yang telah ditetapkan.
- Berkesinambungan
Penilaian dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk memastkan bahwa pada setap program terdapat umpan balik yang berguna bagi GLS ke depan.
- Menyeluruh (komprehensif)
Penilaian dan evaluasi menyeluruh berarti bahwa indikator-indikator yang dinilai merupakan komponen-komponen yang merupakan representasi ideal implementasi gerakan literasi di tiap ranah.
- Akuntabel
Prinsip akuntabel mengacu pada kesediaan para pelaku GLN untuk mempertanggungjawabkan kinerja dan programnya kepada masyarakat luas (publik) sehingga dukungan dari masyarakat terhadap GLN menjadi semakin kuat.
- Perbaikan
Hasil penilaian dan evaluasi yang dilakukan menjadi ttk
pijak Gerakan Literasi Nasional, menjadi bahan masukan bagi
perbaikan tahap selanjutnya, serta menjadi dasar bagi
perencanaan program yang akan datang.
Pendidikan Kewirausahaan
- Ketentuan Umum Pengembangan Kewirausahaan di Sekolah
Program Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan di SMA Modern Al-Rifa’ie dengan uraian sebagai berikut :
- Tema Kewirausahaan :
“ Menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk melatih keterampilan peserta didik “
- Tujuan Kewirausahaan :
- Mengembangkan kewirausahaan pada kurikulum sekolah
- Mengamalkan ilmu kewirausahaan dan melatih keterampilan wirausaha siswa
- Mengimplementasikan pembelajaran PKWU berbasis keterampilan abad 21 yang terintegrasi dengan mata pelajaran Ekonomi, Kimia, Biologi, Fisika, dan Seni Budaya.
- Tim Pelaksana Kewirausahaan :
Untuk keberhasilan dan kelancaran program kewirausahaan di sekolah maka perlu adanya kerja sama semua pihak, antara lain :
- Kepala SMA Modern Al-Rifa’ie
- Wakasek SMA Modern Al-Rifa’ie bidang Kurikulum, Kesiswaan, Sarpras dan Humas
- Guru PKWU
- Wali Kelas
- Guru Bidang Studi Terintergrasi Program (Ekonomi, Biologi, Kimia, Fisika, Seni Budaya)
- Pegawai Tata Usaha
- Narasumber Ahli ( Dunia Usaha dan Industri )
- Komite Sekolah
- Kalender Kegiatan Kewirausahaan :
- Koordinasi Panitia (Juli –Nov 2021)
- Penyusunan RPP (Agustus 2021)
- Sosialisasi Program (Pekan ke-3 Agustus 2021)
- Presentasi Bisnis (Pekan ke-5 Agustus 2021)
- Pembinaan Usaha (September – November 2021)
- Pameran dan Bazaar Sekolah (Pekan ke-2 November 2021)
- Jurnal Kewirausahaan (Agustus-November 2021)
- Output Program Kewirausahaan
RPP Mapel PKWU yang dikembangkan berbasis keterampilan abad 21 (4C) dan terintegrasi dengan Mapel Ekonomi, Biologi, Fisika, Kimia, dan Seni Budaya.
Produk Inovatif oleh Kelompok Usaha Siswa :
- Koperasi OSIS yang menyediakan kebutuhan atribut sekolah
- Pengolahan berbagai bahan pangan pada acara bazaar sekolah
- Presentasi Bisnis :
- Perwakilan kelompok usaha siswa mempresentasikan bisnisnya pada Tim Penguji.
- Kami mengibaratkan kegiatan ini sebagai aktivitas “Meet the Investor” dimana para wirausahawan harus mampu meyakinkan Investor bahwa bisnis mereka memiliki prospek yang terbaik.
- Waktu Presentasi 15 menit/tim, menggunakan model design thinking, bisnis lean canvas, dan slide presentasi
- Tim penguji akan melampirkan catatan masukan dan koreksi di akhir kegiatan.
- Pinjaman Modal Sekolah
- Peserta Didik terbagi menjadi 40 tim Kelompok Usaha Siswa (KUS) yang masing-masing memperoleh pinjaman modal Rp 200,000
- KUS berusaha mempersiapkan bisnisnya dengan target memperoleh laba, karena pinjaman modal yang terima akan dikembalikan ke sekolah.
- Adapun labanya menjadi hak KUS.
- Dana Modal Rp 200,000 yang dikembalikan pada sekolah akan menjadi dana abadi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan serupa.
- Anggaran dan Laporan Keuangan KUS wajib dilampirkan.
- Pendampingan Usaha
- Dilakukan oleh Wali Kelas, Guru PKWU, Guru Bidang Studi Terintegrasi Program, dan Tim Ahli
- Melatih siswa untuk berkolaborasi dengan Kelompok Usaha Siswa di Kelasnya dalam mensukseskan acara Bazaar Sekolah.
Ekstrakurikuler
Ekstra kurikuler dimasa pandemi COVID-19 di SMA Modern Al-Rifa’ie tidak dilaksanakan sesuai dengan permendikbud no 4 tahun 2020. Jika kondisi sudah normal dalam kurun waktu 1 tahun ajaran 2021/2022 maka SMA Modern Al-Rifa’ie kembali melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sebagai berikut :
- Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.
- Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga berbentuk kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepakbola, klub bola voli dan lainnya. Dengan melihat begitu banyak kemanfaatan dari kegiatan ekstrakurikuler bagi pengembangan bakat dan minat peserta didik, diharapkan setiap satuan pendidikan melaksanakan kegiatan tersebut. Setiap satuan pendidikan harus membuat program dan panduan kegiatan ekstrakurikuler yang berlaku di satuan pendidikan tersebut. Selanjutnya Kepala sekolah, dewan guru, pembina ekstrakurikuler dan tenaga kependidikan bersama-sama membina, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Komite sekolah sebagai mitra yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dan dukungan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Sedangkan orang tua murid memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Harapannya pengembangan dan pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dapat memberikan manfaat yang berguna dalam pembentukan bakat dan minat peserta didik, serta dapat mengembangkan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, sosial, serta pengembangan keterampilan dan kepribadian peserta didik dalam rangka pembentukan SDM manusia Indonesia yang dapat diandalkan dimasa yang akan datang.
Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan di SMA Modern Al-Rifa’ie sebagai berikut:
- KIR (Karya Ilmiah Remaja)
- Olahraga (Sepak Bola)
- Olahraga (Basket)
- Olahraga (Voli)
- Bela Diri/Pencak Silat/Karate
- Kreasi Paskib
- Koean Club
- Olimpiade Class
- Al-Banjari
- Kaligrafi
- Jurnalistik
- Musik Religi
- MTQ
- Seni Design
- Seni Kriya
- Cinematografi
Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Keunggulan Lokal Dan Global. Sejak didirikannya SMA Modern Al-Rifa’ie berbasis saintifik, pendidikan kecakapan hidup menjadi bagian terpisahkan dari pendidikan semua mata pelajaran, meskipun implementasi hasilnya dapat terintegrasi terhadap semua mata pelajaran . Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik pada mata pelajaran Informatika. Karena merupakan bagian yang terpisah dari mata pelajaran lainnya, maka pendidikan kecapakan hidup di SMA Modern Al-Rifa’ie termasuk ke dalam mata pelajaran baru dan dilaksanakan dengan menambah struktur kurikulum.
Adapun strategi untuk melaksanakan Pendidikan Kecakapan Hidup yang terintegral dalam mata pelajaran di SMA Modern Al-Rifa’ie, yaitu :
- Reorientasi pembelajaran
Reorientasi pembelajaran artinya dengan kurikulum yang ada pembelajaran diorientasikan kepada pengembangan kecakapan hidup. Untuk memudahkan itu, sebelum guru menyusun Rencana Pembelajaran lebih dahulu perlu memastikan, kecakapan hidup apa yang ingin dikembangkan bersama pokok bahasan/topik tersebut.
Misal : ketika membahas pokok bahasan Tata Surya, Guru dapat mengembangkan aspek kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan, kecakapan menggali informasi dan mengolah informasi, serta kecakapan komunikasi lisan.
- Pengembangan Budaya Sekolah
Karena pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah, di luar kelas, bahkan di keluarga dan di masyarakat. Bahkan seringkali proses belajar untuk hal-hal yang bersifat nilai (value) dan motivasi, iebih banyak terjadi dalam interaksi di Iuar kelas. Oleh karena itu situasi di sekolah (iklim sekolah) harus diupayakan menjadi wahana penumbuhan nilai-nilai yang positif dan motivasi belajar siswa. Jika dikaitkan dengan aspek-aspek kecakapan hidup, maka pengembangan aspek kesadaran diri, akan lebih efektif jika didukung oleh contoh sehari hari yang dapat diamati dan dirasakan di sekolah. Jika berdoa bersama, kejujuran, disiplin, toleransi, kerja keras, dan saling tolong-menoiong terwujud dalam kehidupan sehari-hari di sekolah (telah menjadi iklim sekolah), dapat diharapkan siswa akan terdorong untuk melakukannya.
- Manajemen Sekolah
Reorientasi pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah yang selaras dengan Pendidikan Kecakapan Hidup, pada akhirnya dikendalikan oleh manajemen sekolah. Oleh karena itu manajemen sekolah juga merupakan wahana sangat penting untuk mendukung reorientasi pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah tersebut. Oleh karena itu prinsip manajemen sekolah dapat diarahkan untuk mendorong pengembangan kecakapan hidup sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Di dalam konteks ini termasuk, memberi peluang kepada guru untuk mengelola pembelajaran yang mampu mengembangkan kecakapan hidup. Demikian pula untuk pengembangan budaya sekolah, harus disesuaikan budaya masyarakat yang kini sudah ada. Yang penting budaya itu disempurnakan, melalui pengembangan iklim sekolah yang dibarengi penumbuhan pemahaman akan nilai-nilai di balik iklim sekolah yang dilaksanakan.
Agar program pendidikan berbasis keunggulan lokal di SMA Modern Al-Rifa’iedapat terlaksana, maka program pembelajarannya harus menjadi bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan, dengan alternatif pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan melalui mata pelajaran Seni Budaya dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SK/KD) dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan. Adapun Pendidikan Keunggulan lokal yang diberikan di SMA Modern Al-Rifa’iedan terintragrasi dengan mata pelajaran seni budaya adalah desain seni batik dengan menggunakan perangkat komputer. Karena Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal adalah program pembelajaran yang diselenggarakan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi daerah yang bermanfaat bagi siswa dalam proses pengembangan kompetensi, maka dalam penyusunan SK/KD mempertimbangkan :
- Potensi daerah
Yaitu suatu aset yang dimiliki oleh satu daerah tertentu yang dapat memberikan nilai benefit (kemanfaatan) dan nilai efektif (kemudahan) bagi daerah itu sendiri.
- Keunggulan lokal
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain.
- Ciri Khas Daerah
Ciri khas kedaerahan adalah suatu bentuk kegiatan atau produk yang hanya terdapat pada satu daerah/lokal dan tidak terdapat pada daerah lainnya
- Kebutuhan Daerah
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di satu daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf hidup masyarakat daerah tersebut.